Rabu, 20 Agustus 2014

Hanya Sebuah Pesan



Apa kabarmu malam ini? Semoga kamu sedang bermimpi indah.
Semoga kamu baik-baik saja, seperti doa yang ku pinta padaNya. Sudah sekian purnama aku tak melihat senyum dan tawa dari bibirmu, surga kecil yang biasanya mengisi hariku, yang senantiasa menawarkan bahagia tanpa diminta.
Malam ini begitu berisik, kesunyian terlalu bising, isi kepalaku hanya namamu, mungkin kenangan sedang bertamu. Aku memang pelupa, namun jika perihal tentangmu aku pengingat segala. Karena untuk mengingatmu, aku tidak perlu diingatkan. Aku masih ingat setiap detil pahatan Tuhan yang menggambar wajahmu dengan sangat begitu indah. Wajah yang membuat aku jatuh cinta seada-adanya, jatuh cinta paling bahagia.

Namun setiap awal pasti ada akhirnya dan aku sudah mengira kita tak akan bertahan lama, bukan prasangka tapi aku hanya menduga, tapi memang benar adanya. Kita hanya tertahan pada perbedaan nama Tuhan, bukan menyerah karena keadaan. Tapi, aku punya pertanyaan, bukankah Tuhan menciptakan perbedaan untuk dipersatukan, mengapa kita tidak? Apa kau bisa menjelaskan?
Dulu, kita terlalu percaya pada kekuatan kata semoga. Dipersatukan atau dipisahkan adalah hasil akhir. Kita hanya harus menjalani proses dan mempertahankan, serta meyakinkan Tuhan. Tapi, nyatanya kita kalah bahkan sebelum sempat memulai, kita memang pesimis, padahal kita hanya ingin menciptakan kisah yang manis, tapi justru malah berakhir ironis, dan membuat kita sama-sama menangis.
Kelak, kita akan menjadi dewasa melalui proses kehidupan, bersabar saat tertekan, tetap tersenyum ketika hati menangis, diam saat terhina, dan kita akan bertambah kuat dalam doa serta pengharapan.
Aku menyayangimu dan aku akan selalu mendoakanmu. Pesanku, jangan pernah bosan mengucap amin, karena kata itu yang mengabulkan semua ingin, dan akan selalu membuatmu aman.
Maaf, jika ada salah kata saat aku mempertahankan kita.

sumber: Fallen Pratama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar