Meninggalkan
apapun atau siapapun yang sudah bertahun-tahun bersama dan terbiasa, bukanlah
satu perkara mudah. Terlebih jika terlalu banyak hal menyenangkan yang
membekas.
Dalam
beberapa hari terakhir ini, saya banyak berkemas. Bersegera meninggalkan pavi
yang ditinggali sejak tahun 2010. Lebih kurang tiga tahun sudah, mendiami pavi kedua itu. Setiap
kali kembali ke kota Djogja, saya selalu merasa ‘pulang’.
Pavi
sudah menjadi bagian cerita dalam hidup saya. Bagaimana ia menjelma menjadi
sebuah gua tempat berinspirasi, bermeditasi, dan bercinta dengan huruf-huruf.
Di sana pula pernah lahir banyak manuskrip. Lembaran-lembaran skenario
cerpen/puisi pendek, mereka semua penuh dengan rasa emosional. Pavi adalah
saksi bisu yang sering tahu suasana hati. Kala panas membara, ia mendinginkan
kepala dan hati untuk tenang.
Suatu
hari nanti, saya akan merindukan Pavi lebih dari saat ini.
…
Ini
baru satu, tentang berkemas dan berpindah. Menyimpan semua cerita dalam
beberapa dus saja. Kemudian akan ada cerita yang sama sedang menanti. Masih di
tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar